Setelah layanan tv kabel Telkomvision-nya dijual ke Trans Group, lalu Flexy-nya lenyap (yang hingga kini belum juga tuntas mengurus migrasinya seluruh pelanggannya), kini Telkom juga akhirnya memutuskan untuk “membunuh” brand Speedy.
Kisah muram seperti itu mungkin wajah dari kegagalan beradaptasi dengan revolusi bisnis digital yang berubah dengan cepat. Kisah Telkom barangkali juga memberikan pelajaran krusial tentang change management.
Beruntung beberapa tahun silam, Telkom mendirikan anak perusahaan bernama Telkomsel. Sebagai informasi, jumlah karyawan Telkomsel hanya sekitar 20% jumlah karyawan Telkom, namun memberikan sumbangan profit hingga lebih dari 90% total profit Telkom. Gap produktivitas yang terasa begitu kelam.